TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT MUHAMMAD ABDUH
Muhammad Abduh Adalah tokoh pembaharu mujahid atau reformis dalam pendidikan di Mesir kalau kita ingin kenal lebih jauh terhadap biodata dan biografi beliau bisa saya sebutkan secara ringkas namanya itu adalah Muhammad Abduh bin Hasan khairullah dari nama tersebut jelas orang tuanya itu bernama Abdul kakeknya bernama Hasan khoirullah beliau lahir pada tahun 1849 Masehi sampai 1905 masehi berarti abad ke-19 masuk pada awal abad ke-20.
Ada tiga figur yang mempengaruhi perjalanan pemikiran dan intelektualnya, satu adalah orang tuanya atau bapaknya sendiri yaitu Abduh yang mengajari beliau di rumahnya membaca dan menulis serta dasar-dasar dari agama Islam, ayahnya mendorong memberi motivasi dia untuk studi lanjut belajar agama di suatu lembaga yang waktu itu populer di masjid Al Ahmadi di Thantha, dari situ kemudian Abdul usia 10 tahun belajar dan 13 tahun sudah menjadi Qori’ atau menjadi hafidz atau hafal Alquran karena metode pembelajarannya di masjid Al Ahmadi tadi itu menerapkan sistem hafalan sampai dia sudah hafal 30 juz lantas mengalami kejenuhan karena hanya itu yang diberikan melalui metode hafalan terus, akhirnya beliau keluar atau berhenti dari lembaga pendidikannya dan pulang ke orang tuanya disuruh kembali lagi untuk belajar sampai kedua kalinya dia termasuk orang yang keluar masuk di lembaga pendidikan karena tidak tahan jenuh dengan metode dan materi yang diberikan.
Karena isi dari Al urwah Al Wusqah tadi itu adalah semangat nasionalisme dunia Islam dan persatuan PAN islamisme serta perlawanan terhadap penjajahan bangsa-bangsa Eropa di muka bumi, majalah Al urwah Al Mustofa itu beredar terutama melalui jamaah haji yang berangkat ke tanah suci dan di situ mereka mendapatkan Edisi lengkap kalau nggak salah 1 sampai 9 itu tapi setelah itu sudah tidak terbit lagi dan majalah al-urwah Al wasto itu beredar terutama melalui jamaah haji yang berangkat ke tanah suci dan di situ mereka mendapatkan brosur-brosur dari majalah tersebut dan tersebarlah gerakan Bani islamisme itu ke seluruh dunia Islam termasuk di Indonesia Belanda waktu itu juga mengkhawatirkan ketakutan sekali terhadap gerakan pan islamisme namun bedanya kita bisa melihat kalau Al Afghani itu berjuang untuk memodernisir umat Islam melalui jalur politik sampai beliau tidak sempat menikah, usia muda sudah meninggal karena itu fokus dia kepada perjuangan politik. sedangkan Abduh ternyata beda walaupun berguru dengan Al Afghani namun perjuangan Abduh itu adalah untuk memajukan dunia Islam melalui jalur Pendidikan, di situ bedanya dan sekarang masuk kepada poin-poin utama dari pemikiran pendidikan Muhammad Abduh seperti apa ada beberapa poin yaitu yang pertama adalah menurut Abduh tujuan pendidikan formal itu adalah menghapuskan dualisme pendidikan antara pendidikan agama dengan sains atau non agama, itu sekatnya harus di dibuka dan ada perjumpaan atau kalau kita sebut sekarang ini istilahnya adalah integrasi ilmu agama dan sains, selama dia belajar di al-azhar itu hanya diberikan materi pelajaran agama saja sementara ilmu-ilmu modern sains atau ilmu non agama itu tidak diajarkan seperti logika filsafat sejarah geografi matematika itu tidak diajarkan, Nah Muhammad Abduh dengan tujuan pendidikannya seperti itu ingin merombak melakukan pembaharuan di Al Azhar melalui pemikiran yang keduanya yaitu reformasi kurikulum agar dunia islam itu lembaganya memberi keseimbangan antara materi-materi agama Islam dengan pengetahuan modern agar dunia islam tidak ketinggalan, mengingat waktu Prancis datang ke Mesir itu umat Islam merasa terheran-heran atau terkejut dengan kemajuan teknologi dunia eropa dan barat yang mampu menjelajahi dunia kemudian dengan persenjataan yang canggih dan mampu menaklukkan dunia Islam, oleh karena itu tidak boleh lagi ada pemisahan antara agama dan sains, termasuk yang pemikiran ketiga itu memadukan antara agama dan moral atau tadi disebutkan agama dengan jiwa, jadi kalau agama itu berbasis kepada Wahyu jiwa atau moral itu berbasis kepada nilai kemanusiaan Abduh sudah melihat bahwa sekolah-sekolah yang sekuler itu ternyata menjauhkan diri para pelajarnya dari moral yang baik seperti kenakalan remaja tawuran dan sebagainya itu lebih banyak dijumpai di sekolah yang sekuler daripada sekolah berbasis agama madrasah dan sejenisnya sehingga tidak boleh ada pemisahan antara ilmu agama dengan ilmu moral psikologi kejiwaan tadi, dualisme ini diusahakan untuk dihilangkan menjadi integrasi keilmuan dan sekolah modern itu outputnya merosot moralnya karena kurang atau kering dari nilai-nilai agama kemudian keseimbangan juga antara pencapaian kebahagiaan dunia dan akhirat, jangan pendidikan itu hanya untuk kebahagiaan akhirat saja, silahkan mencari karunia Allah dalam kehidupan bahagia di akhirat tapi jangan lupakan bagianmu nasibmu hidup di dunia ini. selain itu Abduh juga sebagai modernisasi pendidikan bersikap kritis terutama dalam menghadapi fatwa ulama terhadap ijtihad, menurut Abduh ijtihad itu adalah membuka kebekuan pemikiran kaum muslimin agar tidak terjebak kepada kejumudan.
Adapun Selain itu ada yang dirumuskan dari Muhammad Abduh adalah kurikulum pendidikan berdasarkan tingkatan-tingkatan, yaitu tingkat dasar, tingkat menengah dan pendidikan tinggi. Ini didasarkan pada pembagian manusia sesuai dengan lapangan pekerjaan yang akan mereka lakukan. Agar setelah anak didik selesai melaksanakan jenjang pendidikan tersebut mereka dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan tuntutan agama Islam dan perkembangan zaman.
- Pendidikan Dasar
a. Akidah Islam, berisi tentang ringkasan akidah Islam yang disepakati oleh Ahlus Sunnah, bukan mengandung makna kontradiktif antar golongan. Fiqh dan Akhlak, difikihpelajaran.
b. Fiqh dan Akhlak, dalam pelajaran fiqih. Meliputi masalah halal dan haram, ibadah yang asli dan ibadah yangbid’ah serta hal- hal yang wajib dan sunnah. Pelajaran kedua
c. Sejarah Islam, berisi tentang ringkasan sejarah-sejarah agama islam. - Pendidikan Menengah
a. Akidah Islam, dalam mata kuliah ini materi yang diberikan hampir sama dengan tingkat dasar dan belum sampai pada perbedaan pendapat para ushuliyyah.
b. Fiqh dan Akhlak, materi yang diberikan pada level ini lebih menekankan pada kemanfaatan, terutama dalam masalah akhlak.
c. Sejarah Islam, mata pelajaran yang diajarkan adalah sejarah kehidupan Nabi sahabat dan penakluk yang dilakukan dalam beberapa abad samapai khalifah Usmaniyah. - Pendidikan Tinggi
a. Akhlak, Muhammad Abduh mewajibkan pada para mahasiswa untuk kitab Ihya ‘Ulum ad-Din.
b. Ushul Fiqh, Muhammad Abduh menyarankan untuk membaca al- Muwafaqat karangan asy-Syatibi.
c. Sejarah Islam, berisi tentang sejarah kehidupan Nabi dan para sahabat, peralihan penguasa-penguasa Islam, kerajaan Usmaniyah serta sejarah jatuhnya kerajaan-kerajaan Islam ke penguasa-penguasa lain beserta dengan penyebabnya baik klasik maupun modern.
d. Tafsir al-Qur’an al-karim, Muhammad Abduh mengatakan bahwa di dalam al-Qur’an itu terdapat rahasia-rahasia kesuksesan.
e. Hadis, pada pelajaran ini Muhammad Abduh berharap mahasiswa dapat mengetahui mana hadis yang shahih dan mana hadis yang da’if.
f. Bahasa Arab, meliputi nahwu, sarf, ma’ani badi’ bayan, dan sejarah jahili.
g. Ilmu kalam, membahas tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan perbedaan- perbedaan pendapat para ulama ilmu kalam.