TANTANGAN PENDIDIKAN ISLAM MASA KINI DAN KEPEMIMPINAN RASULULLAH SAW SEBAGAI JAWABAN
https://drive.google.com/file/d/1U5SHkiytU2fbFzm34EG_vBSh_ERN0XHi/view?usp=share_link
Pendidikan selalu berkembang mengikuti dinamika kehidupan masyarakat. Dewasa ini masyarakat Indonesia sedang mengalami perubahan transisional dari masyarakat agraris ke arah masyarakat industri. Bahkan, sebetulnya telah terjadi lompatan perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat informasi.
Menurut Tilaar, perubahan tersebut meniscayakan desain pendidikan memiliki relevansi dengan kebutuhan masyarakat yang terus berubah. Artinya, pendidikan pada masyarakat agraris didesain relevan dengan dinamika dan kebutuhan masyarakat agraris. Pendidikan pada masyarakat industri dan informasi didesain mengikuti arus perubahan dan kebutuhan masyarakat era industri dan informasi. Begitulah siklus perkembangan perubahan pendidikan yang senantiasa didesain relevan dengan perubahan zaman dan kebutuhan masyarakat pada suatu era, baik pada aspek konsep, materi dan kurikulum, proses, fungsi serta tujuan dari lembaga pendidikan.
Pendidikan Islam sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional, kini dihadapkan pada tantangan baru sebagai konsekuensi dari dinamika zaman yang disebut era globalisasi. Dalam menghadapi tantangan tersebut, diperlukan suatu strategi baru yang solutif dan antisipatif. Menurut Tilaar apabila tantangan baru tersebut dihadapi dengan menggunakan strategi lama, maka segala usaha yang dijalankan akan menemui kegagalan. Hal ini menuntut para pemikir dan praktisi pendidikan Islam agar dapat menemukan strategi pendidikan Islam yang tepat untuk menghadapi kehidupan masa kini.
Bila dilihat dari sejarah, segala kejadian pada zaman ini, pernah terjadi pada era Rasulullah Saw. Bila Indonesia mengalami krisis multidimensi, disaat Rasulullah Saw menjadi pemimpin juga pernah mengalami hal yang sama. Hakikatnya ini bisa belajar dan berbenah dengan cara manajemen Rasulullah Saw dalam memperbaiki hal tersebut. Mengkaji risalah Rasulullah Saw bagaikan lautan tiada bertepi, tidak aka nada habisnya. Kesuksesan Rasulullah Saw diakui oleh cendekiawan muslim (Timur) danjuga diakui ilmuan non muslim (Barat).Ternyata ada bagian dari Rasulullah yang masih jarang dibahas para cendekiawan yaitu Rasulullah sebagai teladan pemimpin dalam pendidikan Islam.
Kalau dilihat, manajemen dalam pendidikan Islam yang dilakukan oleh Rasulullah Saw pada zaman dahulu sangat diperlukan pada saat ini. Dalam sejarah, Rasulullah Saw adalah tipe pemimpin yang selalu menanamkan rasa kasih sayang dalam mendidik ummatnya. Islam berjaya ditangan tokoh-tokoh yang tidak diragukan kemampuannya, seperti Umar Bin Khattab yang tadinya adalah preman pasar menjadi kepala negara yang susah dicari tandingannya, Khalid Bin Walid menjadi pemimpin perang dari yang tadinya adalah preman kampung. Indonesia memerlukan teladan pemimpin dalam pendidikan yang percaya bahwa jabatan adalah tanggung jawab di dunia dan di akhirat, sehingga para pemimpin dapat bekerja dengan hati sanubari, jika bertindak hendaknya memikirkan akibatnya terlebih dahulu, sehingga tidak selalu memenangkan hawa nafsu dibalik jabatan yang diemban. Sungguh terdapat teladan kepemimpinan dalam diri Rasulullah Saw karena beliau adalah pemimpin yang melahirkan para pemimpin yang berhasil di segala bidang
Masalah pokok dalam artikel ini lebih kepada tantangan pendidikan masa kini serta kepemimpinan rasulullah Saw sebagai jawaban.
Tantangan pendidikan Islam Masa Kini
- Tantangan globalisasi
- tantangan pasar bebas
- penyakit berbohong (ketidakjujuran)
- tantangan pendidikan abad 21
- tantangan internal bangsa Indonesia
- tantangan ilmuwan pendidikan Islam
- tantangan krissis kepemimpinan
Kontribusi Kajian Pola Kepemimpinan Rasulullah dalam bidang pendidikan terhadap Pengembangan Pendidikan Islam Masa Kini
Penulis mengemukakan beberapa sumbangan pemikiran dalam bentuk konsep sebagai upaya pengembangan pendidikan Islam masa kini. Beberapa sumbangan pemikiran yang akan dikemukakan pada bagian ini adalah;
- Urgensi penguasan bahasa internasional dalam mengahadapi era globalisasi dan pasar bebas (free trade);
- Implementasi konsep kullukum ra’in; penanaman kesadaran tanggung jawab individual;
- Konsep Wussyida al-Amr ilà Ahlihä;
- Konsep kurikulum berbasis sosio-kultural;
- Konsep jihad; reaktualisasi revolusi pembelajaran