Arassegaf Corner

ArabicEnglishIndonesian

PESERTA DIDIK DALAM PERSPEKTIF HADIST

https://drive.google.com/file/d/1QngXmXO8d04wtgef4yc8-q123ttmFXIw/view?usp=sharing

  1. Peserta didik

Di dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), peserta didik di definisikan sebagai setiap manusia yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu. Sebutan peserta didik dalam Bahasa Arab sangat bervariasi. Diantaranya thalib, muta’allim, dan murid. Thalib berarti orang yang menuntun ilmu. Muta’allim orang yang belajar dan murid berarti orang yang berkehendak atau ingin tahu

Peserta didik dalam pendidikan Islam merupakan individu atau manusia yang sedang tumbuh dan berkembang, baik secara fisik, psikologis, sosial dan religious dalam mengarungi kehidupan didunia dan di akhirat kelak. Sesuai dengan hadis dibawah ini yakni :

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim(HR. Ibnu Majah)

Berdasarkan pengertian diatas, murid dapat diartikan sebagai orang yang tengah mencari ilmu, baik dalam lembaga pendidikan formal maupun lembaga pendidikan non formal.

Hadis-hadis tentang peserta didik

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

Artinya: “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR Muslim).

Dengan demikian peserta didik adalah individu yang memiliki potensi untuk berkembang, dan mereka berusaha mengembangkan potensinya itu melalui proses pendidikan pada jalur dan jenis pendidikan tertentu.

Hadis lain yang diriwayatkan oleh Bukhari sebagai berikut :

حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ عُفَيْرٍ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ عَنْ يُونُسَ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ قَالَ حُمَيْدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ سَمِعْتُ مُعَاوِيَةَ خَطِيبًا يَقُولُ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ وَإِنَّمَا أَنَا قَاسِمٌ وَاللَّهُ يُعْطِي وَلَنْ تَزَالَ هَذِهِ الْأُمَّةُ قَائِمَةً عَلَى أَمْرِ اللَّهِ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ

Artinya : Telah menceritakan kepada kami Sa’id bin ‘Ufair, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahab dari Yunus dari Ibnu Syihab berkata, Humaid bin Abdurrahman berkata, aku mendengar Mu’awiyyah memberi khotbah untuk kami, dia berkata, Aku mendengar Nabi SAW bersabda, “Barang siapa yang Allah kehendaki menjadi baik maka Allah faqihkan dia terhadap agama. Aku hanyalah yang membagi-bagikan sedang Allah yang memberi. Dan senantiasa umat ini akan tegak di atas perintah Allah, mereka tidak akan celaka karena adanya orang-orang yang menyelisihi mereka hingga datang keputusan Allah” (HR. Bukhari).

Dari uraian hadis di atas, untuk mewujudkan peserta didik yang berkualitas berdasarkan tinjauan hadis dapat dikemukakan bahwa Rasulullah saw, menjelaskan bahwa ilmu itu hanya diperoleh dengan belajar. Artinya, seseorang tidak bisa hanya bercita-cita, akan tetapi harus di iringi dengan ikhtiar. Orang-orang yang berikhtiar untuk belajar, kelak akan dikaruniai kepahaman agama yang pada akhirnya akan menghantarnya menuju kemuliaan dan kebaikan.

2. Karakteristik  Peserta Didik

Peserta didik dalam perspektif pendidikan Islam ialah anak yang  sedang tumbuh dan berkembang, baik itu secara fisik, psikis, sosial, dan religius dalam mengarungi hidup di dunia dan akhirat. Maka perlu orang lain untuk membimbing dirinya agar menjadi dewasa. Ada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari.

حَدَّثَنَا آدَمُ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي :هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ كَمَثَلِ الْبَهِيمَةِ تُنْتَجُ الْبَهِيمَةَ هَلْ تَرَى فِيهَا جَدْعَاءَ

Artinya: Telah menceritakan kepada Adam  telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Dza’bin dari Az-zuhriyyi dari Abu Salamah bin Abdur rahman dari Abu Hurairah berkata : Nabi SAW bersabda: setiap anak dilahiran dalam keadaan fitrah. Kemudian kedua orang tuanyalah yang menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi sebagaimana binatang ternak yang melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat padanya? (Hr. Bukhari Muslim)

Yaitu setiap anak lahir dipengaruhi oleh keturunan dan lingkungannya. Terdapat dua poin pokok dari hadis tersebut, yaitu pertama, setiap manusia yang lahir memiliki potensi. Kedua, potensi yang dimiliki oleh anak tersebut dipengaruhi oleh orang tua dan lingkungannya.

Kemudian dalam mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik, Rasulullah Saw memerintah kita untuk belajar ilmu pengetahuan. Dalam hal ini sesuai dengan hadis Nabi Saw, yang  diriwayatkan oleh Bukhari

مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَهَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ

Artinya: “Barangsiapa yang hendak menginginkan dunia, maka hendaklah ia menguasai ilmu. Barangsiapa menginginkan akhirat hendaklah ia menguasai ilmu, dan barangsiapa yang menginginkan keduanya (dunia dan akhirat) hendaklah ia menguasai ilmu,” (HR Ahmad).

Allah melapangkan jalan menuju luasnya ilmu serta Allah Swt., memudahkan segala usaha yang dilakukan dalam mencari ilmu tersebut. Rasulullah Saw adalah gudangnya ilmu pengetahuan. Para sahabat belajar kepada beliau. Rasulullah dengan tekun membimbing sahabat sesuai dengan kapasitasnya. Hal ini mengindikasikan bahwa manusia juga dituntut untuk belajar atau mencari ilmu. Tidak ada alasan bagi seseorang untuk tidak belajar. Dengan ilmu pengetahuan, kita akan mengetahui segala hal serta kedudukan manusia menjadi mulia lantaran mendapatkan ridha dari Allah Swt., dan akan diangkat derajatnya

Dapat dipaparkan bahwa penjelasan dari beberapa contoh hadis diatas menggambarkan bahwa pada dasarnya seorang muslim dan muslimat diperintahkan untuk menyelenggarakan pendidikan. Sekalipun itu harus mencari ilmu ke tempat yang jauh. Kemudian dari hadis di atas digambarkan berita bahagia bagi muslim laki-laki dan perempuan yang menuntut ilmu dan mendapatkan ridho Allah terhadap amal perbuatannya.

Leave a Comment