Arassegaf Corner

ArabicEnglishIndonesian

Kurikulum Dalam Perspektif Hadist Pendidikan

Home Blog Kurikulum Dalam Perspektif Hadist Pendidikan

https://docs.google.com/document/d/1h0xomfmcQMYa-5hlFry5ZHr_XdrT8dD1/edit?usp=share_link&ouid=102410238950273952338&rtpof=true&sd=true

Dunia pendidikan tidak terlepas dari adanya kurikulum pendidikan, dimana kurikulum merupakan jantung dari sebuah lembaga pendidikan. Kurikulum pendidikan digunakan untuk merencakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasil yang sudah dicapai dalam proses pembelajaran. Kurikulum merupakan sesuatu yang nyata yang terjadi dalam proses pendidikan di sekolah, semua pengalaman yang didapat dalam proses belajar itu merupakan kurikulum, dengan merancang kurikulum yang baik dan benar diharapkan dapat mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Tujuan pendidikan yang ingin dicapai oleh kurikulum dalam pendidikan islam, sejalan dengan tujuan pendidikan yaitu membentuk akhlak dengan tujuan menciptakan manusia dengan mengabdi dan beriman kepada Allah SWT serta menjadi khalifah di bumi yang menjalankan perintahnya dengan baik.

Dalam pandangan modern, pengertian kurikulum lebih dianggap sebagai suatu pengalaman nyata yang terjadi dalam proses pendidikan. Kurikulum dalam pendidikan Islam dikenal dengan kata-kata “manhaj” yang berarti jalan terang yang dilalui oleh pendidik bersama anak didiknya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka. Dalam definisi kurikulum terdapat tiga unsur, yaitu: pertama, rencana dan pengaturan isi, kedua, rencana dan pengaturan bahan. Ketiga, rencana dan pengaturan cara. Ketiga-tiganya digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan pendidikan Islam adalah satu ‘kesatuan’ yang terdiri dari dua aspek yang bersepadu. Yang pertama yaitu sebagian dari ajaran Islam dan undang-undang serta moral yang diajarkan dengan sedemikian rupa untuk memudahkan siswa memahami asas-asas dalam Islam. Secara sederhana kurikulum adalah suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sebuah tujuan pendidikan tertentu. Kemudian, jika disambungkan dengan pendidikan Islam, kurikulum pendidikan Islam mempunyai arti sebagai suatu rangkaian program yang mengarahkan kegiatan belajar mengajar secara sistematis dan berarah yang diberikan kepada peserta didik agar menjadi pribadi yang beriman, bertaqwa serta dapat mencapai tujuan pendidikan yang berlandaskan Al-Qur’an dan hadist .

Menurut Muhammad Al-Syaebani mengemukakan bahwa dasar-dasar umum yang menjadi landasan pembentukan kurikulum dalam pendidikan Islam itu adalah: Pertama, dasar Religi, dasar religi menjadi dasar utama dalam pendidikan Islam. Dasar ini ditetapkan berlandaskan nilai-nilai Ilahi yang disandarkan pada Islam sebagai agama wahyu yang diturunkan Allah SWT untuk umat muslim. Kedua, dasar Falsafah, yang menjadi penunjuk arah bagi tujuan pendidikan Islam. Sehingga kurikulum mengandung kebenaran sesuai dengan apa yang dikandung oleh pandangan Islam. Ketiga, dasar Psikologis, menurut pendidikan Islam memandang kondisi peserta didik berada pada dua posisi, yaitu sebagai anak yang hendak dibina dan sebagai pelajar yang hendak mengikuti proses pembelajaran. Dasar ini memberikan landasan dalam perumusan kurikulum yang sejalan dengan perkembangan psikis peserta didik. Keempat, dasar Sosial, dimana pembentukan kurikulum pendidikan Islam harus mengacu kearah relisasi individu dalam masyarakat. Hal ini dimaksudkan agar out put yang dihasilkan pendidikan Islam adalah manusia yang mampu mengambil peran dalam masyarakat dan kebudayaan dalam konteks kehidupannya.

Proses pembentukan kurikulum dalam pendidikan Islam dapat ditemukan dari hadist yang merupakan sumber ajaran islam kedua, hal itu berguna agar nilai pendidikan tidak terlepas dari syariat Islam. Rumusan materi pelajaran dijadikan acuan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dalam pendidikan Islam yaitu terciptanya suatu penyeimbangan pribadi para siswa dengan menyeluruh yang dilakukan melalui pelatihan-pelatihan seperti jiwa, intelektual, dan panca indera.

Ada beberapa materi kurikulum pendidikan Islam, dalam sub bab ini akan menjelaskan hadist-hadist yang memberikan pedoman isi tentang materi pendidikan, diantaranya:

  • Pendidikan Akidah

 عَنْ أَبِي الْعَبَّاسِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : كُنْتُ خَلْفَ النَّبِيِّ  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  يَوْمًا ، فَقَالَ «يَا غُلَامُ ! إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ : اِحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ ، اِحْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ ، إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ ، وَإِذَا  اسْتَعَنْتَ فَاسْتَـعِنْ بِاللهِ. وَاعْلَمْ أَنَّ الْأُمَّةَ لَوِاجْتَمَعَتْ عَلىَ أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ ؛ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ، وَ إِنِ اجْتَمَعُوْا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ ؛ لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ  اللهُ عَلَيْكَ ، رُفِعَتِ الْأَقْلَامُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ».  رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ ، وَقَالَ   : حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيِحٌ.

Dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: “Saya berada dibelakang Nabi saw, kemudian beliau bersabda “Hai anak kecil, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat, yaitu: “Jagalah (perintah) Allah niscaya kamu dapati Allah selalu di hadapanmu. Jika engkau minta, mintalah kepada Allah, dan jika engkau meminta pertolongan, maka mintalah pertolongan kepada Allah. Dan ketahuilah, jika umat manusia bersatu untuk memberikan manfaat (kebaikan) kepadamu niscaya mereka tidak akan dapat melakukan hal itu kepadamu kecuali dengan sesuatu hal yang telah ditentukan Allah padamu. Dan jika mereka bersatu hendak mencelakakan dirimu niscaya mereka tidak akan dapat mencelakakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah ditentukan Allah padamu. Telah diangkat pena dan telah keringlah (tinta) lembaran-lembaran itu” (HR. Imam Tirmidzi).

  • Pedidikan Akhlak

Pendidikan akhlak merupakan dasar-dasar dan keutamaannya, tabiat yang harus dimiliki dan dijadikan oleh anak didik. Pendidikan akhlak merupakan bagian dari isi kurikulum pendidikan Islam[4], sebagaimana Rasulullah bersabda:

 حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ قَالَ أَنْبَأَنَا شُعْبَةُ عَنْ الْأَعْمَشِ قَال سَمِعْتُ أَبَا وَائِلٍ يُحَدِّثُ عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ  قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خِيَارُكُمْ أَحَاسِنُكُمْ أَخْلَاقًا وَلَمْ يَكُنْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاحِشًا وَلَا مُتَفَحِّشًاقَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ

Telah menceritakan kepada kami Mahmud bin Ghailan, telah meriwayatkan kepada kami Abu Dawud ia berkata, Telah memberitakan kepada kami Syu’bah dari A’masy ia berkata: Aku mendengar Abu Wa`il menceritakan dari Masruq dari Abdullah bin Amr ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik orang di antara kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya di antara kalian.” Nabi bukanlah seorang yang buruk perangainya. Abu ‘Isa berkata: Ini adalah hadis hasan shahih. (HR. Al-Tirmidzi: 1898, Bab Berbakti dan menyambung silaturrahim) 239H (Baghdad) Lihat juga dalam Musnad Ahmad No. 6215

  • Pendidikan Al-Qur’an

حَدَّثَنَا حَجَّاجُ بْنُ مِنْهَالٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ أَخْبَرَنِي عَلْقَمَةُ بْنُ مَرْثَدٍ سَمِعْتُ سَعْدَ بْنَ عُبَيْدَةَ عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ السُّلَمِيِّ عَنْ عُثْمَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ

Telah menceritakan kepada kami hujjaj ibn Minhaal telah menceritakan syu’bah ia berkata ‘Alqamah ibn mursyid telah mengkhabarkan kepadaku saya mendengar Said ibn ‘Ubaidah dari ayah Abdurrahman al-silmy dari ‘Usman ra Nabi SAW telah bersabda: “Yang paling baik di antara kamu adalah orang yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya. (HR. Bukhari: 4639, Bab Keutamaan Al-Qur’an) 217H (Basrah) lihat juga Fathul Bari No.5027

  • Ibadah

Sejalan dengan teori yang diungkapkan Mahmud Junus bahwasanya aspek rohani termasuk dimensi yang harus dijadikan sebagai isi kurikulum dalam pendidikan melalui perintah shalat pada usia 7 (tujuh) tahun dan juga bersinggungan dengan dasar psikologis yang ditawarkan al-Syaibani sebagai dasar pokok dalam kurikulum pendidikan Islam, Rasulullah SAW bersabda:

حَدَّثَنَا مُؤَمَّلُ بْنُ هِشَامٍ يَعْنِي الْيَشْكُرِيَّ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ عَنْ سَوَّارٍ أَبِي حَمْزَةَ قَالَ أَبُو دَاوُد وَهُوَ سَوَّارُ بْنُ دَاوُدَ أَبُو حَمْزَةَ الْمُزَنِيُّ الصَّيْرَفِيُّ عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُرُوا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ وَفَرِّقُوا بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ

Telah menceritakan kepada kami Mu`ammal bin Hisyam Al-Yasykuri telah menceritakan kepada kami Isma’il dari Sawwar Abu Hamzah berkata Abu Dawud; Dia adalah Sawwar bin Dawud Abu Hamzah Al-Muzani Ash-Shairafi dari Amru bin Syu’aib dari Ayahnya dari Kakeknya dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Perintahkanlah anak-anak kalian untuk melaksanakan shalat apabila sudah mencapai umur tujuh tahun, dan apabila sudah mencapai umur sepuluh tahun maka pukullah dia apabila tidak melaksanakannya, dan pisahkanlah mereka dalam tempat tidurnya.” (HR. Abu Daud: 418)

  • Fiqh

حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ عُفَيْرٍ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ عَنْ يُونُسَ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ قَالَ حُمَيْدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ سَمِعْتُ مُعَاوِيَةَ خَطِيبًا يَقُولُ  سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ وَإِنَّمَا أَنَا قَاسِمٌ وَاللَّهُ يُعْطِي وَلَنْ تَزَالَ هَذِهِ الْأُمَّةُ قَائِمَةً عَلَى أَمْرِ اللَّهِ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ

Artinya:  Telah  menceritakan  kepada  kami  Sa’id  bin  ‘Ufair  Telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahab dari Yunus dari Ibnu Syihab ia berkata, Humaid bin Abdurrahman berkata; aku mendengar Mu’awiyyah memberi  khutbah  untuk  kami,  dia  berkata;  Aku  mendengar  Nabi  saw bersabda: “Barangsiapa yang Allah kehendaki menjadi baik maka Allah faqihkan  dia  terhadap  agama.  Aku  hanyalah  yang  membagi-bagikan sedang Allah yang memberi. Dan senantiasa umat ini akan tegak diatas perintah Allah, mereka tidak akan celaka karena adanya orang-orang yang menyelisihi mereka hingga datang keputusan Allah”( H.R Bukhari: 69) lihat juga Fathul Bari, no.71

  • Keterampilan

عن عُقْبَةُ بْنُ عَامِرٍ يَمُرُّ بِي فَيَقُولُ يَا خَالِدُ اخْرُجْ بِنَا نَرْمِي فَلَمَّا كَانَ ذَاتَ يَوْمٍ أَبْطَأْتُ عَنْهُ فَقَالَ يَا خَالِدُ تَعَالَ أُخْبِرْكَ بِمَا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَتَيْتُهُ فَقَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ يُدْخِلُ بِالسَّهْمِ الْوَاحِدِ ثَلَاثَةَ نَفَرٍ الْجَنَّةَ صَانِعَهُ يَحْتَسِبُ فِي صُنْعِهِ الْخَيْرَ وَالرَّامِيَ بِهِ وَمُنَبِّلَهُ وَارْمُوا وَارْكَبُوا وَأَنْ تَرْمُوا أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ تَرْكَبُوا وَلَيْسَ اللَّهْوُ إِلَّا فِي ثَلَاثَةٍ تَأْدِيبِ الرَّجُلِ فَرَسَهُ وَمُلَاعَبَتِهِ امْرَأَتَهُ وَرَمْيِهِ بِقَوْسِهِ وَنَبْلِهِ وَمَنْ تَرَكَ الرَّمْيَ بَعْدَ مَا عَلِمَهُ رَغْبَةً عَنْهُ فَإِنَّهَا نِعْمَةٌ كَفَرَهَا أَوْ قَالَ كَفَرَ بِهَا

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir melewatiku dan berkata, “Wahai Khalid, keluarlah bersama kami untuk melempar.” Kemudian pada suatu hari aku memperlambat jalan darinya, kemudian ia berkata, “Wahai Khalid, kemarilah. Aku kabarkan kepadamu apa yang telah disabdakan Rasulullah SAW.” Kemudian aku datang kepadanya dan ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh, dengan satu anak panah Allah memasukkan tiga orang ke dalam surga; yaitu pembuatnya yang dalam membuatnya mengharapkan kebaikan, orang yang memanah dan orang yang mengambilkan anak panah. Panah dan berkudalah, dan kalian memanah lebih aku sukai daripada kalian berkuda. Tidak ada hiburan kecuali dalam tiga hal; seorang laki-laki yang melatih kudanya, candaan seorang terhadap istrinya, dan lemparan anak panahnya. Dan barang siapa yang tidak melempar setelah ia mengetahui ilmunya karena tidak menyenanginya, maka sesungguhnya hal itu adalah kenikmatan yang ia kufuri.” (HR. Al-Nasa’i: 3522) lihat juga Abu Daud No.2152

Dari pemaparan diatas, pada dasarnya muatan kurikulum sesungguhnya sangat luas sekali, mencakup seluruh isi kehidupan yang terdapat dalam masyarakat dan pada umumnya lembaga sekolah merupakan tolok ukur dari kehidupan masyarakat secara luas, artinya kalau pendidikan baik maka baiklah masyarakat. Selanjutnya dari beberapa komponen yang terdapat pada kurikulum, maka kurikulum dalam hadits Rasul SAW. Sesungguhnya telah tercakup dalam kehidupannya baik secara individu maupun secara bersosial meski sifatnya lebih sederhana dan belum terinci seperti sekarang, diantaranya. Dari segi tujuan, hadits-hadits Rasulullah yang mengambarkan tentang tujuan manusia hidup didunia sangat banyak, seperti apa yang telah ditulis pada halaman yang terdahulu.

Leave a Comment