Arassegaf Corner

ArabicEnglishIndonesian

KEPEMIMPINAN RASULULLAH DALAM MENGELOLA PENDIDIKAN PERSPEKTIF HADITS

https://drive.google.com/file/d/1I9p6dw9vt2X8rekUTWD5S-6fG3i4FdGr/view?usp=drivesdk

Pendidik sebagai pemimpin mempunyai peran dan tugas yang menimbulkan kesadaran pada peserta didik, bahwa pendidik memiliki kesanggupan dan kelebihan dalam bidang-bidang tertentu dan menimbulkan kepercayaan pada diri. Seorang pemimpin dalam pendidikan merupakan orang yang berhubungan langsung dengan lembaga pendidikan. Pemimpin sebagai panglima pengawal pendidikan yang melaksanakan fungsi kontrol berbagai pola kegiatan pengajaran dan pendidikan di dalamnya. Suksesnya suatu lembaga pendidikan tergantung sejauh mana pelaksanaan misi dibebankan kepada pemimpin pendidikan. Seorang tipe pemimpin yang visioner adalah seperti Rasulullah.

حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ أَبِي أُوَيْسٍ قَالَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ اللَّهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنْ الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا قَالَ الْفِرَبْرِيُّ حَدَّثَنَا عَبَّاسٌ قَالَ حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ هِشَامٍ نَحْوَهُ (رواه بخاري)

Telah menceritakan kepada kami Isma’il bin Abu Uwais berkata, telah menceritakan kepadaku Malik dari Hisyam bin ‘Urwah dari bapaknya dari Abdullah bin ‘Amru bin Al ‘Ash berkata, aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya Allah tidaklah mencabut ilmu sekaligus mencabutnya dari hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para ulama hingga bila sudah tidak tersisa ulama maka manusia akan mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh, ketika mereka ditanya mereka berfatwa tanpa ilmu, mereka sesat dan menyesatkan.” (HR. Bukhari: No. 100)

Rasulullah memberikan pengajaran dan pelatihan secara terus menerus kepada para sahabat untuk menajadi ulama yang kelak akan meneruskan kepemimpinan Rasulullah. Kaderisasi dilakukan terhadap beberapa sahabat dengan mengajarkan ilmu-ilmu agama. Rasulullah mendelegasikan beberapa sahabat sebagai wakil Rasulullah untuk menyampaikan pesan dan amanah dari Allah. Rasulullah mengangkat Abu Bakar al-Shiddiq sebagai imam ketika Rasulullah sedang sakit. Kemudian, mengutus Mu’az bin Jabal ke negeri Yaman untuk menjadi hakim dan pemimpin.

Setelah Rasulullah wafat, banyak sahabat yang memberikan keteladanan dalam kepemimpinan, seperti para Khulafaur Rasyidin yaitu memimpin berdasarkan keteladanan dari kepemimpinan Rasulullah. Abu Bakar al-Shiddiq dikenal dengan kelemahlembutan dan kebijaksanaannya. Umar ibn Khattab dikenal dengan ketegasannya dalam memimpin. Usman bin Affan dikenal dengan kedermawaannya. Ali bin Abi Thalib dikenal dengan kecerdasannya. Adapun kepemimpinan Rasulullah dalam manajemen pendidikan, yaitu:

  • Penentuan Visi, Misi, dan Tujuan

Visi Rasulullah dalam mengembangkan pendidikan Islam adalah dengan mewujudkan terciptanya rahmat bagi alam semesta. Visi ini selalu menghiasi gerak dan upaya Rasulullah baik yang terungkap dalam misinya atau aktivitas yang dilakukan. Dalam menjalankan misinya, Rasulullah sangat bersikap rahmat, sayang kepada umatnya, dan tidak pernah putus asa. Tujuan kepeimpinan rislah Rasulullah adalah sejalan dengan tujuan pendidikan yaitu dengan membentuk moral yang tinggi dan akhlak yang mulia. Para ulama dan sarjana Muslim dengan sepenuh hati dan perhatian berusaha menanamkan akhlak yang mulia, meresapkan fadhilah ke dalam jiwa para penuntut ilmu, menggunakan waktu dan belajar ilmu-ilmu duniawi dan ilmu-ilmu agama tanpa memandang keuntungan materi.

  • Kemampuan Manajerial atau Organisasi

Aspek manajemen yang mencakup rencana, tindakan, dan hasil yang akan dicapai maka ungkapan “usaha sadar dan terencana” menunjukkan adanya rencana melakukan usaha pendidikan dengan cara yang sadar. Tindakan terencana tentunya diserta dengan proses pembelajaran berupa “suasana belajar dan proses pembelajaran” yang kondusif dengan satu tujuan utama adalah peningkatan spiritual, intelektual, emosinal, akhlak mulia, keahlian dan kebangsaan. Manajeman pendidikan merupakan sebuah upaya secara sadar dan terencana dalam mengelola sumber daya manusia di bidang pendidikan. Apabila pengertian ini yang digunakan maka bahasan tentang praktik manajemen pendidikan kenabian diarahkan pada pelacakan tentang kebijakan-kebijakan Nabi saw. yang mengarah pada pengembangan sumber daya manusia dalam bidang pendidikan melalui empat prinsip dasar manajemen, yakni planning, organizing, actuating dan controlling.

  • Kemampuan Komunikasi (Berbicara)

Komunikasi merupakan pemindahan informasi atau sebuah pengertian dari seseorang kepada orang lain. Rasulullah berbicara berdasarkan wahyu semata, bukan hawa nafsu. Sebagaimana dalam Al-Qur’an surat al-Najm.

وَا لنَّجْمِ اِذَا هَوٰى (1) مَا ضَلَّ صَا حِبُكُمْ وَمَا غَوٰى (2) وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوٰى (3) اِنْ هُوَ اِلَّا وَحْيٌ يُّوْحٰى (4) 

“Demi bintang ketika terbenam. Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru. Dan tidaklah yang diucapkannya itu Al-Qur’an menurut keinginannya. Tidak lain Al-Qur’an itu adalah wahyu yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad.” [QS. Al-Najm (53): 1-4]

  • Kaderisasi Generasi Muda

Seorang pemimpin yang visioner mempunyai cita-cita yang tinggi. Kemajuan dan kesuksesan tidak hanya dicita-citakan pada zamannya saja, namun jauh kedepan mempunyai program dan perencanaan jangka panjang. Kejayaan bukan hanya pada masa hidupannya saja, melainkan kejayaan hendaknya dirasakan dan dikembangkan juga ketika sang pemimpin telah meninggal.

حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ خَالِدٍ الْحَذَّاءِ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرْحَمُ أُمَّتِي أَبُو بَكْرٍ وَأَشَدُّهَا فِي دِينِ اللَّهِ عُمَرُ وَأَصْدَقُهَا حَيَاءً عُثْمَانُ وَأَعْلَمُهَا بِالْحَلَالِ وَالْحَرَامِ مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ وَأَقْرَؤُهَا لِكِتَابِ اللَّهِ أُبَيٌّ وَأَعْلَمُهَا بِالْفَرَائِضِ زَيْدُ بْنُ ثَابِتٍ وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَمِينٌ وَأَمِينُ هَذِهِ الْأُمَّةِ أَبُو عُبَيْدَةَ بْنُ الْجَرَّاحِ (رواه ابن ماجه)

Telah menceritakan kepada kami Waki’, ia berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Khalid Al-Hadzdza’i dari Abu Qilabah dari Anas, ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, “Orang yang paling penyayang dari umatku adalah Abu Bakar, orang yang paling tegas dalam urusan agama Allah adalah ‘Umar, yang paling pemalu adalah ‘Usman, yang paling mengetahui tentang halal dan haram adalah Mu’adz bin Jabal, yang paling menguasai Al-Qur’an adalah ‘Ubay dan yang paling mengetahui tentang ilmu warisan Zaid bin Tsabit. Tiap umat pasti memiliki orang kepercayaan, sementara orang kepercayaan umat ini adalah Abu ‘Ubaidah bin Al-Jarrah”. (HR. Ibnu Majah: No. 141)

Leave a Comment