Arassegaf Corner

ArabicEnglishIndonesian

IMPLEMENTASI TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK DALAM PEMBELAJARAN PAI

ABSTRAK

Teori behavioristik merupakan salah satu teori populer di Indonesia yang menekankan pada masalah perubahan perilaku di kalangan siswa. Teori ini adalah perubahan tingkah laku akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Yang terpenting adalah input atau masukan berupa rangsangan, dan keluaran atau keluaran berupa tanggapan. Implementasi teori behavioristik oridalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat dicapai dengan memberikan penguatan, motivasi, stimulasi dan latihan. Pada saat yang sama, perilaku siswa dalam belajar, interaksi, peningkatan memori, toleransi, dan lain-lain berubah ke arah yang positif.

Kata kunci: teori belajar, behavioristik, implementasi

TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK

Teori belajar behavioristik adalah teori yang menekankan pada perubahan tingkah laku siswa dan lebih mendorong observasi, karena observasi dianggap penting dalam memahami apakah perilaku manusia berubah. Belajar adalah hasil dari interaksi stimulus dan respon. Jika seseorang dapat menunjukkan perubahan perilakunya, maka ia dianggap telah belajar.

Teori ini berpandangan bahwa yang penting dalam proses belajar adalah masukan berupa rangsangan (stimulus) dan hasil berupa tanggapan (respon). Stimulus adalah rangsangan yang diberikan oleh guru, sedangkan tanggapan adalah tanggapan terhadap rangsangan yang diberikan oleh guru itu sendiri. Proses antara stimulus dan respon tidak perlu diamati karena tidak dapat diukur, tetapi stimulus dan respon dapat diamati. Dengan demikian, rangsangan yang diberikan oleh guru dan respon yang diterima oleh siswa dapat terukur dan teramati.

Dalam pembahasan behaviorisme, banyak ahli pendidikan yang telah menjelaskan tentang teori belajar behaviorisme. Beberapa ahli memandang behaviorisme sebagai berikut:

1. Skinner

Pandangannya tentang teori behavioris menekankan studi ilmiah tentang bagaimana respons perilaku yang dapat diamati dan penentu lingkungan ditentukan. Pada prinsipnya Skinner mengatakan pembangunan adalah suatu tindakan. Menurut Skinner, korelasi antara stimulus dan respon terjadi sebagai akibat interaksi dengan lingkungan sehingga terjadi perubahan perilaku.

2. Pavlov

Pavlov adalah seorang ilmuwan Rusia yang terkenal dengan teorinya tentang paradigma pengkondisian klasik. Teori ini didasarkan pada eksperimen dengan anjing dan air liurnya. Dari sini, Parlov menemukan bahwa stimulus sebenarnya biasanya terjadi ketika sering diulang dan kemudian dikaitkan dengan elemen penguat untuk menghasilkan respons.

Menurut Pavlov, menurut teorinya, reaksi anjing terhadap air liur tidak disebabkan oleh rangsangan makanan, tetapi oleh rangsangan latihan yang berulang. Ketika ini terjadi, Pavlov menggunakan makan sebagai rangsangan untuk membuatnya mengeluarkan air liur, dan kemudian berulang kali membunyikan bel tanpa makanan sehingga ketika dia mendengar suara itu, anjing itu mengeluarkan air liur.

Menurut Hergenhahn dan Matthew teori behavioristik terdiri dari beberapa hukum yakni:

1. Law of Readiness (Hukum Kesiapan)

       Hukum ini menjelaskan bahwa dalam proses belajar sangat memungkinkan akan berhasil apabila adanya kesiapan oleh individu itu sendiri. Maka dari itu, biasanya sebelum melakukan pembelajaran terlebih dahulu melakukan niat dan berdoa. Hal itu menandakan adanya kesiapan untuk memulai pembelajaran.

2. Law of Exercise (Hukum Latihan)

        Hukum ini menjelaskan bahwa dalam proses belajar sangat memungkinkan akan berhasil apabila individu sering melakukan latihan-latihan dan selalu mengulang-ulangi. Hukum latihan ini dipandang baik oleh islam karena dalam islam sangat mengapresiasi suatu perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang dan terus menurus, misalnya tolong menolong dalam kebaikan dan pembecaan ayat suci al-qur’an yang berulang dan continew.

3. Law of Effect (Hukum Efek)

Maksud dari pada hukum efek di sini adalah motivasi individu dalam melakukan pembelajaran akan terbangun apabila dia mengetahui efek yang akan dihasilkan setelah belajar. Contohnya: Seorang anak yang dijanjikan hadiah kepada orang tua apabila si anak ini memiliki nilai yang bagus. Efek yang dimaksud di sini adalah hadiah, maka dari itu dengan adanya hadiah (efek) tersebut akan lebih membangun motivasi individu untuk melakukan pembelajaran. Hal ini dipandang baik oleh islam.

IMPLEMENTASI TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK DALAM PEMBELAJARAN PAI

Dalam Pendikan Agama Islam (PAI), Teori belajar behavioristik sangat cocok untuk direalisasikan karena dengan adanya teori ini dapat dimanfaatkan untuk memudahkan pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran utamanya pembelajaran Pendidika Agama islam (PAI). Menurut teori behavioristik, dalam proses belajar terdapat rangsangan (stimulus) dan tanggapan (respon) yang mempunyai unsur-unsur seperti dorongan atau tekanan, rangsangan atau stimulus, respon atau tanggapan, dan penguatan atau reinforcement. Dalam teori behavioristik terdapat aspek penguatan atau reinforcement yang sangat cocok direalisasikan terhadap perkembangan perilaku anak-anak, akan tetapi ketika penguatan tidak di lakukan maka kebiasan baik yang sudah terbentuk akan hilang secara perlahan.

Implementasi teori belajar behavioristik pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat dilakukan dengan cara memberikan penguatan, motivasi, rangsangan, serta latihan-latihan. Pembelajaran agama Islam sebenarnya lebih banyak digunakan teori belajar behavioristik karena diketahui lebih kepada bagaimana kita bisa merubah tingkah laku peserta didik ke arah yang lebih baik. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam memang tepat sekali ketika kita menggunakan teori belajar behavioristik, alasannya karena lebih menekankan kepada perubahan sikap. Hampir semua kompetensi menggunakan teori belajar behavioristik mulai dari aqidah yaitu menerapkan sikap yang benar pada siswa, kemudian juga dalam fikih yaitu bagaimana siswa bisa menerapkan shalat dengan benar, sebagai contoh pada tata cara shalat jenazah.

Leave a Comment