Arassegaf Corner

ArabicEnglishIndonesian

Hubungan dan Sifat Pengajaran

Psikologi Belajar PAI

Abstrak

Dalam hubungannya dengan kegiatan-kegiatan proses belajar mengajar maka pengajaran perbaikan ini merupakan pelengkap dari proses pengajaran secara keseluruhan. Kenyataan menunjukkan bahwa setiap siswa mempunyai hasil yang berbeda-beda dalam proses belajar mengajar. Atas dasar perbedaan individual siswa inilah, guru harus menggunakan berbagai pendekatan dengan anggapan bahwa bila siswa mendapat kesempatan belajar sesuai kemampuan pribadinya diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang optimal sesuai dengan kemampuannya. Dan untuk membantu setiap pribadi siswa dalam mencapai hasil prestasi yang optimal, maka sebaiknya digunakan pendekatan pengajaran perbaikan.

Guru dalam proses belajar mengajar mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagtai instruktur, konselor, petugas psikologis, sebagai media, sebagai sumber dan sebagainya. Dalam fungsi yang ganda ini guru bertanggung jawab atas tercapainya tujuan pengajaran khususnya peningkatan prestasi belajarnya. Dalam rangka ini pengajaran perbaikan merupakan peluang yang besar bagi setiap siswa untuk mencapai prestasi belajar secara optimal.

A. Proses Belajar Mengajar Pendekatan PPSI

Secara garis besar kegiatan proses belajar mengajar dengan pendekatan PPSI itu sebagai berikut :

  1. Rencana mengajar : Perumusan TIK dan Tujuan Khusus Pengajaran (TKP), Penyususnan alat evalusi, Penentuan materi pengajaran, Penentuan kegiatan belajar mengajar
  2. Melaksanakan pengajaran dengan satuan pelajaran dengan kerangka : Bidang pengajaran, Mata pelajaran atau sub bidang pengajaran, Satuan bahasan, Kelas atau tingkat, Semester, dan Waktu
  3. Evaluasi : Bagi guru bila TIK bisa tercapai dipergunakan untuk merevisi program dan Bagi siswa bila TIK tidak tercapai diadakan remedial atau pengajaran perbaikan.
  4. Melaksanakan pengajaran dan evaluasi : Revisi program dan Remedial

B. Cara Belajar Siswa

  1. Eksplorasi : Siswa mencari dan mendapatkan ilmu pengetahuan tentang sesuatu melalui seluruh indranya, kemudian dikembangkan melalui berbagai usaha, melakukan sendiri dengan bermacam-macam alternatif.
  2. Coba-coba : Melalui trial and error, siswa belajar memecahkan suatu permasalahan.
  3. Rasa tidak senang : Dengan merasa tidak senang, siswa akan belajar menghindari kesalahan.
  4. Rasa gembira : Sesuatu yang menyenangkan cenderung untuk mengulang, dan sebaliknya sesuatu yang tidak enak cenderung untuk dihindari.
  5. Imitasi : Belajar melalui peniruan / pengamatan yang paling sering dilakukan.
  6. Partisipasi : Belajar melalui peniruan, berati siswa berpartisipasi secara aktif (lear be doing), itulah prinsip pedagogik dewasa ini.
  7. Komunikasi : Semakin mudah komunikatif, makin menarik sesuatu hal untuk dipelajari.

C. Kondisi Belajar

  1. Kodisi Umum : Stimulasi Umum, Perhatian dan Motivasi, Respons yang dipelajari, Penguatan dan umpan balik, Pemakaian dan pemindahan
  2. Kondisi Khusus : Kondisi belajar informasi, Kondisi belajar konsep, Kondisi belajar prinsip, Kondisi belajar keterampilan, Kondisi belajar sikap

D. Strategi Pengajaran

Secara umum pemilihan strategi pengajaran dipengaruhi oleh :

  1. Penerimaan pengetahuan
  2. Aplikasi pengetahuan
  3. Tujuan yang bersifat perubahan sikap (perasaan)

E. Hubungan Guru Siswa

Hubungan guru-siswa dalam proses belajar mengajar yang diharapkan adalah hubungan yang manusiawi. Maka yang penting bagi guru adalah bagaimana membawa siswa memperoleh pengertian sesuai dengan pribadinya. Untuk itu, guru perlu mengusahakan iklim yang menunjang efektifitas belajar, seperti :

  1. Memberi kebebasan kepada siswa dalam menyelesaikan tugasnya.
  2. Mengusahakan suasana belajar yang hangat.
  3. Menghargai siswa.
  4. Memberikan tugas-tugas yang menantang.
  5. Mengontrol disiplin siswa.
  6. Menilai keberhasilan, dan sebagainya.
Leave a Comment