Arassegaf Corner

ArabicEnglishIndonesian

Hereditas (Faktor Bawaan)

Hereditas (keturunan atau bawaan) adalah proses penurunan sifat-sifat atau ciri-ciri tertentu yang ada pada orang tua atau dari keturunan kerabat-kerabat terdekat. Sifat bawaan ini sulit untuk dirubah kerena sudah menjadi kebiasaan atau keturunan dari sifat orang tuanya. Pada dasarnya yang diturunkan oleh orang tua merupakan bentuk atau struktur tubuh pada anak-anak tersebut yang merupakan hasil dari percampuran gen-gen dari orang tua yang pada umumnya mencakup sifat, ciri-ciri atau sifat dari orang tua yang di peroleh dari lingkungan yang terbentuk. Lingkungan merupakan tempat dimana kita saling membutuhkan antara satu manusia dengan yang lain, dimana lingkungan juga sebagai salah satu penentu perkembangan tingkah laku manusia. Terdapat dugaan sebagai dasar di dalam lingkungan psikologis bahwasanya manusia lahir dalam keadaan tidak memiliki pembawaan apapun, bagaikan kertas putih (tabula rasa) yang dapat ditulisi dengan apa saja yang kita kehendaki. Faktor bawaan yang diturunkan pada generasi penerus manusia dan adanya pengaruh dari lingkungan membentuk suatu kepribadian. Kepribadian adalah bagian dari jiwa yang membangun keberadaan manusia menjadi satu kesatuan, tidak terpecah belah dalam fungsi-fungsi. Memahami kepribadian berarti memahami manusia seutuhnya. Sigmund Freud merumuskan bahwa terdapat tiga elemen dalam struktur kepribadian, yaitu id, ego, dan super ego.
Kepribadian menurut psikologi islami adalah integrasi sistem kalbu, akal, dan nafsu manusia yang menimbulkan tingkah laku. Aspek nafsani manusia memiliki tiga daya, yaitu:
(1) qalbu (fitrah ilahiyah) sebagai aspek suprakesadaran manusia yang memiliki daya emosi
(rasa);

(2) akal (fitrah insaniah) sebagai aspek kesadaran manusia yang memiliki daya kognisi
(cipta);

(3) nafsu (fitrah hayawaniyah) sebagai aspek pra atau bawah kesadaran manusia yang
memiliki daya konasi (karsa).

Dinamika kepribadian dalam perspektif islam ada tiga yaitukepribadian ammarah
(nafsal-ammarah), kepribadian lawwamah (nafsallawwamah), kepribadian muthmainnah
(nafsal-muthmainnah). Kepribadian ammarah adalah kepribadian yang cenderung pada tabiat
jasad dan mengejar prinsip-prinsip kenikmatan (pleasure principle). Ia mendominasi peran
kalbu untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang rendah sesuai dengan naluri primitifnya,
sehingga ia merupakan tempat dan sumber kejelekan dan tingkah laku yang tercela.
Kepribadian lawwamah merupakan kepribadian yang didominasi oleh akal.
Sebagai komponen yang memiliki sifat insaniah, akal mengikuti prinsip kerja
rasionalistik dan realistik yang membawa manusia pada tingkat kesadaran. Apabila sistem
kendalinya berfungsi, maka akal mampu mencapai puncaknya seperti berpaham rasionalisme.
Rasionalisme banyak berorientasi pada pola pikirnya pada kekuatan “serba” manusia, sehingga
sifatnya antroposentris. Kepribadian muthmainnah adalah kepribadian yang telah diberi
kesempurnaan nur kalbu, sehingga dapat meninggalkan sifatsifat yang baik. Kepribadian ini
selalu berorientasi pada komponen kalbu untuk mendapatkan kesucian dan menghilangkan
segala kotoran, sehingga dirinya menjadi tenang.

Leave a Comment