Arassegaf Corner

ArabicEnglishIndonesian

PENGARUH FAKTOR INTERNAL DALAM PEMBELAJARAN

ABSTRAK

Belajar merupakan suatu proses dimana suatu organisasi berbuah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia khususnya peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Dalam proses pembelajaran terdapat faktor –faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal digolongkan menjadi faktor jasmani dan faktor psikologis. Faktor jasmani meliputi kesehatan dan cacat tubuh. Sedangkan faktor psikologis terdiri dari intelegensi, minat, bakat, motivasi, perhatian dan kesiapan.

kata kunci: faktor internal, pembelajaran, faktor jasmani, faktor psikologis

FAKTOR INTERNAL DALAM PEMBELAJARAN

Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar peserta didik sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong peserta didik melakukan proses belajar. Dalam proses pembelajaran terdapat faktor –faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Faktor yang berasal dari dalam diri sendiri atau dari dalam diri individu yang sedang belajar disebut dengan faktor internal. Faktor ini dapat dikelompokkan ke dalam 3 faktor, yaitu:

1. Faktor Jasmani

Faktor jasmani terdiri dari atas:

a. Faktor kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu. Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, makan, tidur dan beribadah.

b. Cacat tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya.

2. Faktor Psikologis

Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Ketujuh faktor tersebut di atas dapat di uraikan sebagai berikut:

a. Intelegensi

Intelegensi yaitu kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari:

  1. Kecakapan untuk menghadapi dan menyusuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif.
  2. Mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif.
  3. Mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

Inteligensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai inteligensi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempuyai tingkat inteligensi yang rendah. Walaupun begitu siswa yang mempunyai tingkat inteligensi yang tinggi belum pasti berhasil dalam belajarnya. Hal ini disebabkan belajar adalah suatu proses kompleks dengan banyak faktor yang mempengaruhinya, sedangkan inteligensi adalah salah satu faktor di antara faktor yang lain. Jika faktor lain itu bersifat menghambat/mempengaruh negatif terhadap belajar, akhirnya siswa gagal dalam belajarnya.

b. Perhatian

Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu objek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik,usahakanlah bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi ataupun bakatnya.

c. Minat

Minat adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang di pelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk belajar, ia tidak memperoleh keputusan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa akan lebih muda dipelajari dan dikuasi, karena minat dapat menambah kegiatan belajar.

Jika terdapat siswa yang kurang berminat terhadap belajar, dapat diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-citanya serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang sedang dipelajarinya itu.

d. Bakat

Bakat merupakan kemampuan bawaan sebagai potensi yang perlu dilatih dan dikembangkan agar dapat terwujud. Belajar pada bidang yang sesuai dengan bakatnya akan memperbesar kemungkinan seseorang untuk berhasil. Orang yang berbakat dalam berbahasa dan bersastra misalnya, akan lebih cepat dapat menguasai bahan dan sastra dibandingkan dengan orang lain yang kurang tahu tidak berbakat di bidang itu. Bakat juga dapat mempengaruhi belajar, jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya cendrung lebih baik. Karena ia senang belajar dan pastilah ia lebih giat lagi dalam belajarnya itu. Adalah penting untuk mengetahui bakat siswa belajar di sekolah yang sesuai dengan bakatnya.

e. Motivasi

Motivasi merupakan dorongan yang ada pada diri anak untuk melakukan sesuatu tindakan. Besar kecilnya motivasi banyak dipengaruhi oleh kebutuhan individu yang ingin dipenuhi. Ada dua macam motivasi yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang ditimbulkan dari dalam diri orang yang bersangkutan. Sedangkan, motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul oleh rangsangan dari luar atau motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, misalnya angka, ijazah, tingkatan, hadiah, persaingan, pertentangan, sindiran, cemoohan dan hukuman. Motivasi ini tetap diperlukan di sekolah karena tidak semua pelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.

Motivasi erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Didalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak/pendorongnya. Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau mempunyai motif untuk berfikir dan memutuskan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan, dan menunjang dalam belajar.

f. Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang yang alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Misalnya, anak dengan kakaknya sudah siap untuk berjalan, tangan dengan jari-jarinya sudah siap untuk menulis, denagan otaknya sudah siap untuk berfikir, dan lainlain. Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus menerus. Untuk itu diperlukan latihan-latihan dan belajar. Dengan kata lain, anak yang sudah siap (matang) belum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar. Belajar akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang). Jadi, kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu terganggu dari kematangan dan belajar.

g. Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atu berinteraksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematanagn berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan cendrung lebih naik.

Leave a Comment